Dalam sebagian besar tubuh makhluk hidup
terdapat berbagai macam sistem yang bekerja dan saling melengkapi. Salah satu
sistem itu adalah sistem transport. Sistem transport sendiri diddefinosikan
sebagai sarana aliran antara zat-zat cairan intestinum yang mengelilingi
sel-sel dan tempat-tempat dimana zat-zat masuk dan keluar tubuh juga memelihara
lingkungan intern yang konstan (mempunyai mekanisme homeoststis). Sistem
transport untuk sebagian basar vertebrata terdiri dari jantung, pembuluh, dan
darah.
Jantung (bahasa latin Cor) didefinisikan sebagai rongga, organ
berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh konstraksi berirama
berulang. Istilah kardiak sendiri berarti berhubungan dengan jantung yang
berperan dalam sistem peredaran darah.Sifat jantung sendiri ada dua, yaitu
miogenik dan neurogenik. Miogenik adalah jantung akan terus berdenyut meskipun
telah diputus sistem sarafnya sedangkan neurogenik adalah sebaliknya yaitu jantung
secara langsung berhenti berdenyut bersamaan dengan diputusnya sistem saraf
yang mengatur denyut jantung.suara yang dihasilkan oleh denyut jantung akibat aliran
darah yang melaluinya ( mekanisme memompa darah). Dokter biasanya menggunakan
stestoskop ketika memmeriksa pasien. Hal ini dilakukan karena untuk
mendengarkan suara jantung yang member inforrmasi penting tentang kondisi jantung.
Pada saat berdenyut setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut
diastole). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang
jantung(disebut systole).
Darah didefiisikan ssebagai suatu cairan
dimana sebagai tempat terlarutnya zat-zat nutrisi yang diangkut untuk
tubuh.darah terdiri dari 2 bagian basar yaitu plasma darah dan benda-benda
darah. Darah semua hewan terdiri atas sel-sel yang terdapat dalam cairan plasma.
Darah pada vertebrata sendiri mengandung sel-sel darah (keping-keping darah,
leukosit, dan eritrosit0 dan plasma darah (serum dan fibrinogen). Untuk
leukosit pada sebagian besar vertebratamempunyai bentuk panjang, lonjong
berinti tetapi pada mamalia dalam perkembangan inti lenyap dan eritrosisnya
berbentuk bikonkaf.
Selanjutnya adalah pembulu darah.
Pembuluh darah didefinisikan sebagai saluran atau lintasan darah. Pembuluh
darah pada vertebrata letaknya tersebar kesemua bagian tubuh. Sedangkan sistem
pembuluh dapat diartikan sebagai kumpulan dari pembuluh-pembuluh yang tersebar
alam tubuh sebagai sarana atau lintasan darah untuk menyalurkan nutrisi dalam
tubuh.
Untuk hewan sendiri, sistem transport sangat
bervariasi. Dalam hal ini meskipun tiap ruang tubuh dapat dipergunakan dalam transport tetapi hewan besarmempunyai
sistem peredaran darah yang sudah berkembang dengan baik. Berdasarkan susunan
pembuluh darahnya, peredaran darah hewan dapat dibedakan menjadi peredaran
darah terbuka dan peredaran darah tertutup. Khusus pada vertebrata sistem
peredaran darahnya adalah tetutup yaitu darah beredar dari jantung keseluruh
tubuh dan kembali lagi kejantung selalu berada dalam pembuluh darah. Sedangkan
peredaran darah ganda pada manusia , terdiri dari peredaran kecil
(jantung-paru-paru-kembali kejantung), peredaran darah ini melewati jantung
sebanyak 2x.
Sistem transport sendiri mempunyai
mekanisme homeoststistis untuk mengurangi kehilangan kehilangan darah setelah
luka, otot dalam pembuluh darah, pembeentukan sumbat dan pembekuan darah.
Pada praktikum latihan II Fisiologi
Hewan ini, telah dilaksanakan sabtu, 2 April 2011 dengan judul praktikum sistem
transport dan mempunyai tujuan menentukan sifat jantung katak, dan mempelajari
bentuk-bentuk ritrosit vertebrata. Berikut akan dibahas tentang hasil praktikum
tersebut;
Untuk menentukan sifat jantung katak
Setelah
melakukan serangkaian pembedahan dan pengamatan pada kedua katak, didapatkan
hasil sebagai berikut bahwa pada katak
pertama denyut jantung sebelum diputus sistem pembuluhnya adalah 70 denyutan
per menit kemudian setelah diputus turun menjadi 58 denyutan per
menit.Sedangkan pada katak II, denyut jantung sebelum diputus sistem
pembuluhnya adalah 76 denyutan per menit kemudian setelah sistem pembuluhnya
diputus dan mendapat perlakuan dengan diberinya larutan ringer ( NaCl 0,9% )
jumlah denyutan berkurang menjadi 69 denyutan per menit. Kemudian dilanjut lagi
pada jatung katak II diberi perlakuan dengan diberinya larutan ringer hangat
setelah itu diberi larutan ringer dingin pada pemberian ringer hangat jumlah
denyutan menunjukan 57 denyutan sedangkan padda pemberian ringer dingin
menunjukan 48 denyutan. Disini dapat disimpulkan bahwa jantung yang diberi
larutan ringer berdenyut lebih banyak hal ini dikarenakan larrutan ringer
berfungsi sebagai pemberi nutrisi pada jantung katak dan suhu ternyata dapat
mempengaruhi denyut jantung hal ini terbukti pada denyut jantung katak pada
ringer hangat lebih banyak daripada ringer dingin.
Untuk
bentuk-bentuk eritrosit pada vertebrata
Setelah dilakukan serangkaian
pengambilan sampel darah pada darah hewan vertebrata dan manusia dan pengamatan
dibawah miskroskop, didapatkan hasil sebaga berikut:
Pada
kelas pisces yang diwakilli oleh Claria
bathracus (lele), setelah pengamatan sampel darah dibawah miskroskop
menunjukkan bahwa eritrosit yang dimiliki Claria
bathracus memiliki ciri-ciri; berbentuk bulat oval berinti, dan terdapat
membrane.
Pada
kelas amphibia yang diwakili oleh Rana sp
(katak), setelah pengamatan sampel
darah dibawah miskroskop menunjukkan bahwa eritrosit yang dimiliki Rana sp memiliki cirri-ciri; berbentuk
elips tumpul, berinti, dan terdapat membrane.
Pada
kelas Reptilia yang diwakili oleh Maubouya
multifasciata (kadal), setelah pengamatan
sampel darah dibawah miskroskop menunjukkan bahwa eritrosit yang dimiliki Maubouya multifasciata memiliki
cirri-ciri; berbentuk oval agak meruncing, berinti, dan terdapat membrane.
Pada
kelas Aves yang diwakili oleh Columba
livia (merpati), setelah pengamatan
sampel darah dibawah miskroskop menunjukkan bahwa eritrosit yang dimiliki Maubouya multifasciata memiliki
cirri-ciri; berbentuk bulat, berinti, dan terdapat membrane.
Pada
kelas Mamalia yang diwakili oleh Lepus sp
(kelinci), setelah pengamatan
sampel darah dibawah miskroskop menunjukkan bahwa eritrosit yang dimiliki Maubouya multifasciata memiliki
cirri-ciri; berbentuk bulat, tidak berinti, dan terdapat membrane.
Pada
manusia, setelah pengamatan sampel
darah dibawah miskroskop menunjukkan bahwa eritrosit yang dimiliki manusia memiliki
ciri-ciri; berbentuk bulat bikonkaf, tidak berinti, dan terdapat membrane.
Setelah
didapat hasil pengamatan diatas juga didapat hasil pengamatan bahwa eritrosit
yang ukurannya paling besar dimiliki oleh amphibian dan eritrosit yang paling
kecil ukurannya dimiliki oleh mamalia. Pada mamalia dan manusia mempunyai
ketebalan membrane yang ebih tebal disbanding yang eritrosit pada kelas pisces,
amphibian, reptilian, dan aves. Hal ini berarti bahwa pada kelas mamalia dan
manusia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan regenerasi sel.
Catatan
khusus; edta merupakan koagulan yang terdapat didalam mikroskop
No comments:
Post a Comment